JAKARTA – Alquran menjelaskan gambaran perempuan shaleh yang terpelihara iman dan akhlaknya. Ketua Umum Yayasan Indonesian Conference on Religion and Peace ICRP Prof Dr Siti Musdah Mulia dalam buku berjudul Kemuliaan Perempuan dalam Islam menjelaskan beberapa perempuan memiliki keteguhan iman, tidak berbuat syirik, dan terjaga kemuliaan akhlaknya. Ini termasuk tidak berdusta, tidak mencuri, tidak berzina, dan tidak menelantarkan anak-anak. Allah berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 12يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اِذَا جَاۤءَكَ الْمُؤْمِنٰتُ يُبَايِعْنَكَ عَلٰٓى اَنْ لَّا يُشْرِكْنَ بِاللّٰهِ شَيْـًٔا وَّلَا يَسْرِقْنَ وَلَا يَزْنِيْنَ وَلَا يَقْتُلْنَ اَوْلَادَهُنَّ وَلَا يَأْتِيْنَ بِبُهْتَانٍ يَّفْتَرِيْنَهٗ بَيْنَ اَيْدِيْهِنَّ وَاَرْجُلِهِنَّ وَلَا يَعْصِيْنَكَ فِيْ مَعْرُوْفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ“Wahai Nabi! Apabila perempuan-perempuan yang mukmin datang kepadamu untuk mengadakan baiat janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Kedua, perempuan bijaksana dalam mengambil keputusan dan memiliki kemandirian politik al-istiqlal al-siyasah seperti figur Ratu Balqis dari Kerajaan Saba’ sebagaimana Allah berfirman dalam surat An-Naml ayat 23اِنِّيْ وَجَدْتُّ امْرَاَةً تَمْلِكُهُمْ وَاُوْتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَّلَهَا عَرْشٌ عَظِيْمٌ“Sungguh, kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar.”Ketiga, perempuan memiliki kemandirian ekonomi al-istiqlal al-iqtishadi seperti figur perempuan pengelola peternakan dalam kisah Nabi Musa di wilayah Madyan. Allah berfirman dalam surat Al-Qashash ayat 23وَلَمَّا وَرَدَ مَاۤءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ اُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُوْنَ ەۖ وَوَجَدَ مِنْ دُوْنِهِمُ امْرَاَتَيْنِ تَذُوْدٰنِۚ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۗقَالَتَا لَا نَسْقِيْ حَتّٰى يُصْدِرَ الرِّعَاۤءُ وَاَبُوْنَا شَيْخٌ كَبِيْرٌ“Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum ternaknya, dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat ternaknya. Dia Musa berkata, “Apakah maksudmu dengan berbuat begitu?” Kedua perempuan itu menjawab, “Kami tidak dapat memberi minum ternak kami, sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan ternaknya, sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya.”Keempat, perempuan memiliki keteguhan iman dan bisa menentukan pilihan pribadi al-istiqlal al-syakhshi. Sikap ini dicontohkan oleh istri Firaun bernama Asiyah binti Muzahim yang sangat menolak kezaliman. Allah berfirman dalam surat Al-Tahrim ayat 11وَضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوا امْرَاَتَ فِرْعَوْنَۘ اِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِيْ عِنْدَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ وَنَجِّنِيْ مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهٖ وَنَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَۙDan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Firaun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,”Terakhir, Allah menggambarkan perempuan yang menjaga kesucian diri dan berani mengambil sikap oposisi atau menentang pendapat orang banyak karena yakin bahwa pendapatnya benar. Ini seperti dicontohkan oleh ibunda Nabi Isa, Maryam binti Imran. Allah berfirman dalam surat At-Tahrim ayat 12وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرٰنَ الَّتِيْٓ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهِ مِنْ رُّوْحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهٖ وَكَانَتْ مِنَ الْقٰنِتِيْنَ ࣖ ۔“dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh ciptaan Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan kitab-kitab-Nya; dan dia termasuk orang-orang yang taat.”
Ciri Istri Shalehah: Taat dan bertaqwa kepada Allah SWT. Nabi Muhammad ﷺ bersabda yang artinya; “Wanita dinikahi karena empat hal yakni karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari). 1. Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Taat Kepada Allah Swt dan Suaminya2. Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Wanita Penghuni Surga Selalu Menjaga Salatnya3. Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Melindungi Diri dari Perbuatan Zina4. Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Wanita Penghuni Surga adalah Mereka yang Sabar5. Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Selalu Memiliki Prasangka yang Baik6. Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Wanita Penghuni Surga Selalu Menjaga Aib Keluarga SAHABAT Islampos, ada beberapa ciri-ciri wanita penghuni surga. Surga merupakan tempat terindah untuk orang-orang beriman nantinya. Semua orang pasti menginginkan surga-Nya. Apalagi, ada banyak ayat yang mengisahkan tentang kenikmatan surga yang tidak bisa dibandingkan dengan kenikmatan dunia. Namun, tentu saja, ada banyak tantangan sendiri untuk masuk surga. Terutama tantangan bagi para wanita. Meskipun begitu, Allah sudah menjanjikan surga untuk para wanita shalehah. Lantas apa saja ciri-ciri wanita penghuni surga? Inilah ciri-ciri wanita penghuni surga 1 Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Taat Kepada Allah Swt dan Suaminya Kriteria wanita penghuni surga yang pertama tentunya harus taat kepada Allah Swt dan tidak menyekutukan-Nya. Selanjutnya, seorang wanita salihah juga harus sepenuhnya beriman kepada malaikat, kitab-kitab, para Rasul, hari kiamat, serta qada dan qadar-Nya. BACA JUGA 2 Pendapat tentang Boleh Tidaknya Wanita I’tikaf di Rumah Jika seorang wanita telah bersuami, maka ia pun diharuskan untuk taat kepada suaminya. Dengan melakukan adab-adab di atas, istri yang senantiasa taat dan berbakti kepada suami juga memiliki keutamaan. Seperti firman Allah dalam Alquran surat An-Nisa ayat 34. “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Dalam surat tersebut menjelaskan bahwa suami adalah pemimpin istri dan keluarganya. Mereka mengurus berbagai keperluan para istri, memberikan nafkah, dan memimpin mereka. Foto Freepik Wanita-wanita yang salehah akan senantiasa taat kepada Allah, patuh kepada suami dan menjaga hak-hak suami mereka. Al Auud ala Zawjiha memiliki makna seorang wanita yang selalu kembali pada suaminya. Maksudnya, ketika ada hal apa pun, ia selalu berusaha mengutamakan suaminya. Seorang wanita yang memiliki sikap Al Auud ala Zawjiha pun tak akan ragu untuk meminta maaf terlebih dahulu kepada suaminya. Dengan memenuhi syarat pertama ini, maka akan terbukalah jalan yang lebih mudah bagi para wanita untuk masuk surga. 2 Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Wanita Penghuni Surga Selalu Menjaga Salatnya Melaksanakan ibadah salat lima waktu adalah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Tentu saja ini menjadi syarat yang mutlak. Menjaga salat adalah salah satu hal yang akan membawa kita ke surga-Nya. Apalagi bagi seorang wanita muslim, menjaga salat bisa menjadi jalan yang mempermudah untuk menjadi penghuni surga. Hal ini pun dijelaskan dalam hadis berikut “Jika seorang wanita selalu menjaga salat lima waktu, juga berpuasa sebulan di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dari perbuatan zina, dan taat kepada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, Masuklah ke surga melalui pintu mana pun yang engkau suka’.” HR Ahmad, Sahih 3 Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Melindungi Diri dari Perbuatan Zina Ciri wanita penghuni surga selanjutnya ini masih berkaitan dengan hadis sebelumnya. Bagi kaum hawa yang ingin menjadi penghuni surga, maka harus senantiasa menjaga dirinya dari perbuatan zina. Foto Freepik Larangan untuk mendekati zina ini pun sudah diterangkan dengan tegas oleh Allah Swt dalam ayat berikut ini “Dan Janganlah Kalian Mendekati Zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.” QS. Al-Isra 32. Karena itulah, islam menganjurkan wanita agar menjaga rasa malu mereka, menghindari berduaan dengan lawan jenis yang bukan muhrim, dan perbuatan yang mengundang fitnah lainnya. 4 Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Wanita Penghuni Surga adalah Mereka yang Sabar wanita penghuni surga harus sabar dan rajin sholat Seorang wanita yang ingin masuk surga juga harus meneladani seluruh sikap dan sifat Nabi Saw. Salah satunya yaitu memiliki sifat sabar. Sabar secara sederhana berarti menerima segala takdir Allah dengan lapang dada sekaligus tetap bertawakal kepada-Nya. BACA JUGA 4 Lelaki Masuk Neraka karena Seorang Wanita 5 Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Selalu Memiliki Prasangka yang Baik Prasangka buruk atau suudzon adalah sifat setan dan awal dari berbagai penyakit karena itu sifat ini harus dihindari dan kita harus senantiasa memiliki prasangka yang ini pun sudah dijelaskan oleh Allah Swt dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 12. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk kecurigaan, karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” Jadi, seorang wanita salihah harus senantiasa berprasangka baik pada siapa pun, termasuk pada suaminya. Foto Pinterest 6 Ciri-Ciri Wanita Penghuni Surga Wanita Penghuni Surga Selalu Menjaga Aib Keluarga BACA JUGA Inilah Batasan Aurat Wanita Di dalam Islam, aib adalah sesuatu yang harus ditutupi dan tak boleh diumbar apalagi disebarluaskan. Aib diri sendiri, aib pasangan, hingga aib keluarga harus selalu dijaga dan ditutupi sebaik mungkin. Menjaga aib suami berarti melindungi kehormatan diri dan keluarga. Tentunya, wanita yang pandai menutupi aib suami dan aib keluarga pun sangat dicintai Allah Swt. Sebagaimana firman Allah SWT “… mereka istri-istrimu merupakan pakaian bagimu dan kamu merupakan pakaian bagi mereka…,” QS Al-Baqoroh 187 Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa pasangan diibaratkan pakaian, yang sepatutnya bertugas untuk saling menutupi dan saling menjaga. Jika istri membuka aib pasangannya, sama saja dia sedang menelanjangi diri. Istri shalehah harus tetap menjaga aib suami sebagai bagian dari menjalankan rumah tangga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Wanita yang pandai menjaga aib maka ganjarannya adalah surga. [] Kitab-Kitab. Menurut Ash' Shiddieqy, Abu Hanifah tidak menulis bukunya sendiri, melainkan murid-muridnya yang menuliskannya. Muridnya yang pertama kali menulis kitab atau buku Abu Hanifah adalah Abu Yusuf. Salah satu bukunya berjudul Risalah Al-Charadj, kitab tersebut menjelaskan dan menguraikan tentang perihal upeti. Sayangnya kebanyakan buku Semua laki-laki pasti ingin memiliki istri sholehah. Begitu juga, semua wanita pasti ingin menjadi wanita sholehah. Semua orang ingin menjadi orang yang baik. Betulkan?! Lalu, seperti apakah wanita sholehah itu? Nah, tulisan ini memuat tentang hadits wanita sholehah. Mulai dari ciri-cirinya sampai keuntungannya jika memiliki istri sholehah. Sumber foto bahiyatud_diana_ulya Inilah 5 hadits tentang wanita sholehah tersebut Wanita Sholehah adalah Perhiasan Dunia dan Akhirat الدُّنيا كلُّها متاعٌ، وخيرُ متاعِ الدنيا المرأةُ الصالحةُ “Semua yang ada di dunia ini adalah kesenangan. Dan sebaik-baiknya kesenangan di dunia adalah wanita sholehah” HR. Imam Muslim Hadits tentang wanita sholehah ini mengajarkan bahwa dunia ini hanya sementara. Suatua saat akan fana. Kita pun juga pasti meninggalkannya. Oleh karenanya, semua kenikmatan yang ada dunia ini tidak apa-apanya. Juga, tidak perlu terlalu mengejarnya. Wanita sholehah memang salah satu perhiasan dan kesenangan. Akan tetapi, wanita sholehah tidak sama dengan yang lain. Sebab, memadu kebahagiaan bersama wantia sholehah itu tidak hanya berhenti di dunia saja. Kebahagiaan bersama wanita sholehah akan berlanjut sampai akhirat. Imam al-Munawi menulis dalam kitabnya, Fayd al-Qadîr saat menjelaskan hadits tentang wanita sholehah ini bahwa wanita sholehah mendapat rida dan dicintai oleh Allah. Kenapa? Karena wanita sholehah menyebabkan suaminya tejaga dari perkara haram zina dan semacamnya. Wanita sholehah pulalah yang membantunya dalam urusan dunia mapun akhirat. Imam at-Thibi juga mengatakan, hadits tentang wanita sholehah ini mengajarkan kepada kita, wanita yang tidak sholehah adalah sejelek-jeleknya perhiasan dan kesenangan di dunia. Wanita Sholehah Itu Menyempurnakan Separuh Agama من رزقه الله امرأة صالحة ، فقد أعانه على شطر دينه ، فليتق الله في الشطر الثاني “Barangsiapa yang direzekikan kepadanya wanita sholehah, maka Allah telah menolongnya atas separuh agamanya. Maka takutlah kepada Allah atas separuh yang lain.” HR. Imam Hakim Cobaan paling besar di dunia ini adalah cobaan yang mengenai syahwat perut dan syahwat farji. Dua hal ini dapat menjerumusukan banyak manusia ke dalam maksiat. Nah, hadits tentang wanita sholehah yang kedua ini menjelaskan, suami yang mendapatkan istri sholehah maka dia sudah menyempurnakan separuh agamanya. Sebab, dia sudah bisa menekan salah satu syahwat yang sangat berhabaya syahwat farji. Oleh karenanya, tugasnya kemudian adalah berhati-hati pada cobaan yang kedua. Yaitu, cobaan yang berhubungan dengan syahwat perut. Begitulah penjelasan Imam al-Munawi ketika menjelaskan hadits tentang wanita sholehah tersebut dalam kitab Taisir Bi Syarh Jâmi as-Shaghîr. Sebenarnya, wanita yang tidak sholehah bisa juga memadamkan syahwat suaminya. Hanya saja, wanita yang tidak sholehah bisa saja malah menjerumuskan suami pada kerusakan dan keharaman yang lain. Wanita Sholehah Sayang pada Anaknya dan Setia pada Suaminya خَيْرُ نِسَاءٍ رَكِبْنَ الْإِبِلَ صَالِحُ نِسَاءِ قُرَيْشٍ أَحْنَاهُ عَلَى وَلَدٍ فِي صِغَرِهِ وَأَرْعَاهُ عَلَى زَوْجٍ فِي ذَاتِ يَدِهِ “Sebaik-baiknya perempuan yang menunggang unta adalah wanita sholehah dari orang Quraisy. Dia lebih sayang kepada anak di saat masih kecil dan lebih menjaga pada harta yang dimiliki suami lebih baik dalam bergaul dengan suaminya.” HR. Imam Bukhari Yang dimaksud “perempuan yang menunggang unta” dalam hadits tentang wantita sholehah ini adalah perempuan Arab. Dengan demikian, pengertian hadits ini adalah sebaik-baiknya wanita Arab adalah wanita quraisy yang sholehah. Wanita quraisy menjadi wanita terbaik menurut Imam al-Mahlab yang dikutip oleh Imam Ibnu Bathal ialah karena dua hal. Pertama, sayang pada anaknya di saat dia masih kecil. Rasa sayang ini ditunjukkan dengan memperhatikannya dan menjaga pendidikannya. Kedua, setia pada suami. Kesetiaan ini ditunjukkan dengan menjaga diri dari jemahan lelaki lain. Juga, membelanjakan harta suaminya dengan baik. Tidak menghambur-hamburkan dan tidak boros. Hadits ini memang berbicara tentang perempuan Arab, akan tetapi juga mencakup pada perempuan selain Arab. Sebab yang menjadi kata kunci adalah “wanita sholehah”. Artinya, siapa pun wanitanya, jika dia sayang pada anaknya, cinta dan setia pada suaminya, maka dia perempuan terbaik. Dia termasuk dalam hadits tentang wanita sholehah yang ketiga ini. Oea, termasuk ciri-cirinya sayang anak adalah tidak menikah lagi selagi anaknya masih kecil. Ini menurut Imam al-Munawi. Wanita Sholehah Jika Dipandang Bikin Bahagia, Jika Ditinggal Selalu Setia خير النساء من تسرك إذا أبصرت وتطيعك إذا أمرت وتحفظ غيبتك في نفسها ومالك “Sebaik-baiknya perempuan wanita sholehah adalah dia yang menentramkanmu ketika kamu melihatnya, menaatimu ketika kamu memerintahnya, dan menjaga diri serta hartamu saat kamu tiada.” Hadits tentang wanita sholehah yang keempat ini disebutkan dalam kitab al-Jâmi as-Shaghîr, karya Imam as-Suyuthi. Imam al-Munawi mengatakan dalam at-Taisir, hadits tentang wanita sholehah ini sanadnya hasan. Hadits ini juga menjelaskan ciri-ciri wanita sholehah. Ciri-ciri wanita sholehah menurut hadits ini ada tiga Pertama, ketika suaminya memandangnya, maka wanita itu membuatnya bahagia. Jadi, wanita sholehah itu murah senyum pada suaminya. Wajahnya berseri-seri. Pokoknya pas ngelihat dia, bikin adem gitu. Kalau bukan suaminya? Ya tidak. Sebab, dia tidak berhak. Kedua, taat pada suami. Asalkan bukan dalam maksiat. Ketiga, setia pada suami dan amanah terhadap tanggung jawab yang diberikan oleh suami. Seperti dalam masalah mengelola harta suami. Tiga cirikhas yang digambarkan dalam hadits tentang wanita sholehah ini sangat sempurna untuk melukiskan kebahagiaan rumah tangga. Sebaliknya, jika istri tidak nyaman dipandang, tidak mau diberi masukan, maunya membantah terus, ditambah lagi tidak setia, maka kepahitan hidup yang akan dirasakannya. Wanita yang tida sholehah itu membahayakan suami. Apa lagi ketidak sholehahan itu dalam masalah kesetiaan. Jika istri tidak setia, alias mau dijemah laki-laki lain, maka suami dibenterukan dengan dua pilihan. Pertama, dia akan dimakan api cemburu. Tentu, cemburu adalah salah satu yang membuat hati panas. Kedua, tidak cemburu. Berarti dia laki-laki yang lemah agamanya. Hal ini juga membahayakan suami di akhirat. Oleh karenanya, maka tak heran jika Rasulullah berkata, wanita sholehah adalah kebahagiaan. Rasulullah bersabda أربعٌ مِن السَّعادةِ المرأةُ الصَّالحةُ والمسكَنُ الواسعُ والجارُ الصَّالحُ والمركَبُ الهنيءُ، وأربعٌ مِن الشَّقاوةِ الجارُ السَّوءُ والمرأةُ السَّوءُ والمسكَنُ الضَّيِّقُ والمركَبُ السَّوءُ “Empat perkara termasuk dari kebahagiaan; wanita istri sholehah; tempat tinggal yang luas; tetangga yang baik; dan kendaraan yang tenang. Dan empat perkara termasuk dari kemalangan; tetangga yang buruk; istri yang buruk; tempat tinggal yang sempit; dan kendaraan yang buruk.” HR. Imam Ibnu Hibban Baca juga 6 Hadits Tentang Keharusan Memuliakan Perempuan Pilihalah Jodoh yang Baik Agamanya! Jika Mencintaimu, Dia akan Memuliakanmu. Jika Tidak Mencintaimu, Dia Tidak akan Menyakitimu Itulah hadits tentang wanita sholehah. Yang jelas, tidak ada wanita yang sempurna. Pun pula tidak ada suami yang sempurna. Kita ciyeh kita.. hehehe memang tidak harus mendapatkan pasangan yang sempurna, tapi pasangan yang bisa saling menyempurnakan. Dan yang paling penting adalah bagaimana kita saling berpegangan tangan agar menjadi suami yang saleh dan istri sholehah. Semoga! .